Asta Aiswarya berasal dari bahasa sanskerta, yaitu Asta yang artinya delapan, dan Aiswarya yang artinya kemahakuasaan Sang Hyang Widhi. Asta Aiswarya artinya delapan kemahakuasaan Sang Hyang Widhi. Kedelapan bagian tersebut adalah:
- Anima yang artinya maha kecil.
- Laghima yang artinya maha ringan.
- Mahima yang artinya maha besar.
- Prapti yang artinya dapat mencapai segala tempat.
- Prakamya yang artinya semua kehendak dan keinginan-Nya akan terwujud.
- Isitwa yang artinya maha utama dan maha mulia.
- Wasitwa yang artinya maha kuasa.
- Yatrakamawasayitwa yang artinya semua kehendak dan keinginan-Nya akan terwujud dan tidak ada yang dapat menentang kodratnya. Kodrat artinya takdir, dan takdir adalah kehendak Tuhan (Rta).
Penerapan kedelapan kemahakuasaan tersebut di dunia nyata:
- Anima contohnya: Ida Sang Hyang Widhi Wasa lebih kecil dari benda terkecil (atom).
- Laghima contohnya: Ida Sang Hyang Widhi Wasa lebih ringan dari kapas dan kapuk yang dapat mengambang di air dan melayang di udara.
- Mahima contohnya: Matahari. Matahari dilihat dari mana saja akan selalu terbit dari timur. Orang yang ada di Jawa melihat matahari terbit dari timur, begitu juga dengan orang di Papua, mereka juga melihat matahari yang terbit dari timur. Matahari tersebut seolah-olah ada banyak, padahal hanya satu.
- Prapti contohnya: Saat umat Hindu bersembahyang di pura yang berbeda dan berjauhan juga disaat yang bersamaan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa juga dapat hadir di hadapan pemujanya disaat yang bersamaan untuk memberikan anugrah.
- Prakamya contohnya: Alam semesta beserta isinya dengan segala bentuk yang rapi dan teratur dapat tercipta karena kehendaknya. Tak ada musibah atau kejadian yang terjadi tanpa kehendak Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
- Isitwa contohnya: Ida Sang Hyang Widhi Wasa maha mulia dan maha mengungguli segalanya, Beliau dapat menundukkan seluruh Dewa serta manifestasi-Nya. Karena Beliaulah yang menciptakan seluruh alam semesta ini.
- Wasitwa contohnya: Ida Sang Hyang Widhi Wasa maha menguasai segalanya dan menghakimi segalanya. Karena Beliau maha mengetahui sebagai saksi tunggal yang juga bebas dari kualitas apapun.
- Yatrakamawasayitwa contohnya: Air laut yang asin, gempa bumi dan tsunami yang membawa musibah, gunung meletus, dan kejadian alam lainnya terjadi karena kehendak-Nya dan tidak ada yang dapat menentang atau melawan kodrat-Nya.
Sekian materi yang dapat saya sampaikan, Terimakasih
Salam hangat, Admin.
Sumber: Buku Widya Upadesa KTSP tahun 2006 dan http://belajaragamahindu.wordpress.com/2010/11/02/pengertian-bagian-2-asta-aiswarya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar