Kita sampai di sana itu sekitar jam 23.30, dan langsung dimulailah perjalanan beruntun kita. Sampai di sana kita langsung di anter ke rumah yang ada di Tabanan buat sembahyang dulu di sana. Abis itu kita langsung di anter ke Pura Tampak Siring. Di sana ada kayak kolam yang disucikan gitu, jadi abis kita sembahyang di sana, kita disuruh mandi di kolam Pura Tampak Siring itu. Abis selesai sembahyang di sana, kita sarapan dulu di tempat parkir Pura Tampak Siring. Abis sarapan, kita lanjut ke Pura Kawitan (Leluhur) Aan. Di sana, genitri (kalau di Islam namanya tasbih) kita sekeluarga di doa - doakan sama Pandita (Orang suci) yang ada di Pura Kawitan (Leluhur) Aan. Waktu sembahyang di Pura Kawitan Aan, ada sepupuku yang dateng mau ikut trip sembahyang beruntun ini.
Abis dari Pura Kawitan Aan tadi, kita lanjut ke Pura Silayukti. Pura ini deket dengan Pantai Padang Bai. Makanya setiap kita ke Pura ini, rasanya terkesan pengen berenang di pantainya, lol. Di sana, kita sekeluarga makan siang dulu sebelum sembahyang. Walaupun di sana terkesan indah juga sejuk karena ada pantainya, kenyataannnya berbeda. Di dalam puranya itu kayak dijemur kayak baju yang basah -___-. PUAANAASSS BUAANGGETTT <--- Lebay, tapi emang kenyataannya begitu sih, lol. Abis merasakan apa yang dirasakan baju - baju kita yang dijemur, kita lanjut lagi ke Pura Pengubengan. Tadi di awal kan nggak ada waktu buat 'tidur di ranjang' jadi kita semua terpaksa tidur di mobil, wkwkwkwk.
Di Pengubengan, ada seorang Pemangku (Orang yang mimpin persembahyangan) memberikan sebuah Dharma Wacana (kayak ceramah ke-Hindu-an gitu) tentang cerita Arjuna gitu. Jadi ceritanya, waktu itu Arjuna lagi belajar memanah dengan gurunya yang bernama Begawan Drona. Di suatu waktu, ada seseorang yang bernama Ekawaluya, ia juga ingin berguru dengan Sang Begawan Drona. Namun, Sang Begawan Drona menolaknya, karena beliau tahu bahwa Ekawaluya adalah seseorang yang sangat pintar dalam manah - memanah dan jika ia berguru dengan Sang Begawan Drona, Ekawaluya akan menjadi lebih kuat dari gurunya dan muncullah sisi jahat daripada Ekawaluya.
Setelah kejadian itu, Ekawaluya tidak menyerah, ia membuat patung yang persis seperti Sang Begawan Drona. Setiap hari ia terus berlatih memanah dan terus sujud kepada patung tersebut. Setelah beberapa lama, Ekawaluya mendapat restu dari Tuhan serta roh Sang Begawan Drona yang berada di patung itu yang juga menyuruh Ekawaluya untuk bertemu dengan sang guru. Setelah kejadian itu, Ekawaluya pergi menemui Sang Begawan Drona itu dan memohon untuk menjadikan ia murid. Sang Begawan Drona-pun setuju menjadikan Ekawaluya sebagai muridnya, akan tetapi Sang Begawan Drona memberikan sebuah syarat, yaitu Ekawaluya harus memotong ibu jari tangan kanannya sendiri. Ekawaluya-pun setuju dengan persyaratan itu dan menjadi murid daripada Sang Begawan Drona.
Amanatnya, jika kau bekerja keras secara sungguh - sungguh, maka kau dapat mencapai semua yang kau inginkan. Ceritanya keren banget, baru tahu aku di Hindu ada cerita singkat, tapi keren begitu. Abis kita Dharma Wacana tadi, kita pun lanjut dengan bersembahyang di Pura Pengubengan. Abis dari pengubengan, kita istirahat dulu makan bakso (HORAY!!) sama mandi.
Abis mandi, kita lanjut ke Pura Gelap (Puncaknya dari Pura Besakih). Awalnya aku ngira Pura Gelap itu namanya doang gelap, isinya pasti terang, ternyata sebaliknya. Di sana GEELAAPP BUANGEET sampe - sampe waktu itu aku lagi naik tangga, eh kepeleset, untung nggak jatoh, lol. Abis sembahyang di Pura Gelap, kita lanjut ke Pura Pedarman (Salah satu pura di Pura Besakih). Abis dari Pedarman, kita lanjut deh ke tempat terakhir pada hari ini, yaitu di Pura Padma Tiga. Abis kita sembahyang di sana, kita lanjut ke Pura Lempuyang. Pura yang satu ini amat unik serta jauh dari Pura Besakih tadi, jadi kita sempet tidur di mobil lama, wkwkwk.
Bersambung di post selanjutnya!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar