Selasa, 14 Mei 2013

Story of Ariq : Part 2

Kembali lagi bro! Setelah cukup lama berpikir keras, akhirnya dapet ide baru buat si Ariq, cekidot!!

Ariq dan Kecoa Kesayangannya #2


“Gini aja terus, masa cuman gara-gara kecoa jadi begini sih.” keluhnya. Setelah cukup tersiksa, Ariq masuk ke dalam kelas. “Riq! Sebelah gua riq!” kata Farrel Mahlaman Nisan, teman baik Ariq dari kelas 1 SD. Farrel adalah orang pertama dan satu-satunya yang mau diajak kenalan sama Ariq. Farrel juga biasa menyeletuk-nyeletuk di kelasnya. “Yang pasti, Farrel itu orangnya lucu, agak aneh, tapi seru!” kata Ariq dulu. “Iya iya, bentar.” dengan nada agak kesal. Ariq membanting tas-nya di sebelah kursi Farrel, “Wush, kenapa bro? Sini ngomong sama gua.” Dengan muka manyun, Ariq menjawab “Nggak, nggak ada apa-apa kok, tenang aja.”. “Udah cerita aja riq, malu-malu amat sama temen sendiri.”
Sambil menghembuskan nafas, Ariq menjelaskan “Sebenernya rel, tadi itu gw dihukum gara-gara telas.” “Lah, kok bisa telat, biasanya kan lu jadi teladan di 6B ini.” “Tapi kali ini beda rel.. Agak embarrasing ceritanya.” “Gimana tuh ceritanye?”. Belum sempat dijawab, Pak Ali, guru IPA terseru datang dengan gaya-nya. “Selamat pagi all!” “Pagi pak!”, “Tuh riq, guru kesukaan lu dateng tuh.” “Yeah, cukup menghibur nih rel.”. “Oke anak-anak, karena minggu lalu bapak sudah ngasi materi yang cukup berbekal..” “Materi apaan pak?” Potong Farrel. “Sabar dulu dong Farrel, materinya tentang hewan dan kemampuan spesial mereka, inget kan?” “Ooh, yang itu, yang bisa putus kan ekornya pak?” “Iya, terserah kamu deh.”.
Karena Farrel, Pak Ali jadi muter ke topik yang lain. “Oh iya, yang itu kan pak?”, “Iya Farrel... Oke, balik lagi ke yang tadi. Bapak mau memberikan tugas buat all of you.”. “Nanti, kalian baris sepuluh sepuluh buat ngambil undian yang udah bapak buatin untuk kalian.”. “Oke, bisa langsung mulai, barisan ini boleh maju dan mengambil.”. “Wah.. eh lo... apaan? ... wahahaha kasian amat... walawalwa.” ribut orang-orang. Tak lama kemudian, Farrel dan Ariq maju, namun entah kenapa Ariq merasakan perasaan yang sama saat dia masuk ke sekolah. “Ayo riq, dipilih dipilih.” sahut Pak Ali, “Hmmmm.. Yang ini deh pak.” “Monggo monggo.”.
“Dapet apaan kau?”, “Tau dah, emang kau dapat apa?”, “Kita lihat... YEAH, bunglon bro.”, “Coba kita lihat.... Oh, come on, harus ini apa.” “Kenapa riq? WOW, keren kali.”,“Bukan itu rel, tapi...”.


Bersambung....
(Biar penasaran.....)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar