Rabu, 15 Mei 2013

Story of Ariq : Part 3


Balik lagi bro! Ini dia akhir dari Ariq's story, pokoknya nikmatin yo! Cekidot!


Ariq dan Kecoa Kesayangannya #3


"WAHAHAHA, DAPET KECOA DIA, TANGANNYA NGGAK SUCI SIH, BEGINI NIH.” ejek Dilmasum Juna Jibu, seorang ketua kelompok geng sok sangar yang biasa ngolok-ngolok Ariq. Ariq merupakan “sarapan sehari-hari” Juna, Bana, Bani, dan Binu. Namun dengan kesabarannya, Ariq bisa menahan. “Yok, kembali anak-anak, bapak jelaskan. Oke, jadi tugas kalian cari informasi tentang hewan yang kalian dapat. Kalau bisa, selengkap-lengkapnya. Minggu depan kalian presentasi-kan di depan kelas ya!”, “Oke pak!”. Setelah beberapa pelajaran, terdengar suara yang sangat khas, Kringg! Waktunya untuk istirahat.
“Yah, harus gimana nih rel.”, “Cari aja bro, emang kenapa dengan kecoa?”, “Ya, em... Sebenernya, aku itu takut sama kecoa rel, itu juga yang bikin aku telat.”, “Ooh, turut berduka deh. Tapi, lawan aja riq, pasti bisa kok. Terakhir, gua itu paling takut sama yang namanya badut. Gua sampai pengen nangis kalo ketemu dia. Tapi, gua coba ngelawan riq, dan ternyata, BADUT ITU ISTIMEWA! Malah sekarang gua pengen jadi badut.”, “Wahahah, keren keren. Okelah, tak coba lawan deh.”, “Gitu dong!”. Ariq mulai bersemangat untuk mencari informasi tentang sesuatu yang sangat ia takuti.
Sesampainya di rumah, Ariq langsung menyalakan komputer dan mulai mencari tentang kecoa “kesayangannya”. 1 jam, 2 jam, semakin seru, semakin menarik, semakin terbawa. Dengan ketikan kilat-nya, Ariq mulai membuat informasi tentang kecoa. Sampai sampai kakaknya bingung saat sampai di rumah. “Wei, gantian dong, udah lama kan ?”, “Nih, ambil aja.” dijawab Ariq dengan muka yang berseri-seri. “Tumbenan itu anak, bahagia banget kayaknya.. Ng? Kecoa? Ngapain dia nyari tentang kecoa?.. Hehehe.” Kak Moto merencanakan sesuatu. “Ariq! Aku punya hadiah, nih!” Kak Moto melempar kecoa. “Wow, dapet aja kak! Keren nih buat uji coba. Kecoa, bentuk menggelikan, antena untuk mendeteksi, 8 kaki, berjalan cepat, bisa terbang, dan suka tempat bersih. Kalau antenanya dipegang, nggak berkutik lagi dia.” analisis Ariq berdasarkan yang sudah ia pelajari “Wogh, adek kakak sudah pro, mantap mantap.”, “Hehehe, keren kan?”
Tak terasa, minggu depan telah tiba, Ariq tidak sabar untuk melihat wajah Pak Ali  yang senyum-senyum sendiri.  Sampai-lah Ariq di kelas dan langsung mencari tempat di sebelah Farrel. “Wih, gimana kecoanya riq? Sukses?”, “Keren deh rel, kau harus liat nanti.”. “Cie cie, udah dateng pangeran kecoa kita. Gimana keoca nya mas? Udah nggak lari lagi nih?” “sapa” Juna dan kawan-kawannya “Apaan sih?”.  Lagi mengobrol, tiba-tiba Pak Ali datang dengan pesonanya yang menawan. “Pagi anak-anak!”, “Pagi pak!”, “Sudah siap untuk presentasi semuanya?”, “Sudah pak!”.
“Oke, kita mulai ya..” “Ariq pak! Ariq keren presentasinya! Dia aja duluan pak!” Iseng si Juna, “Hm.. Oke, kamu duluan Juna.” seisi kelas langsung tertawa.. “Kok jadi saya pak? Kan Ariq lebih ba..” “Sudah maju aja.”, “Ta.. Tapi pak..”, “Makanya jangan usil kamu, kan kamu sendiri yang akhirnya malu.” “I.. Iya maap pak.” “Yasudah, Ariq, silahkan mengambil saf depan.” “.... Oke pak!” Kaget lalu dilanjutkan dengan semangat. Dengan percaya diri, Ariq menjelaskan tentang kecoa kesayangannya dengan baik.”Sekian dari saya, terima kasih!”. Beberapa saat kemudian, tepuk tangan tak berhenti – henti muncul, terutama dari Farrel. “Wow, keren riq!”, “Hehe, thanks rel.”. Satu per satu orang maju, termasuk Farrel yang menceritakan tentang bunglon. Seperti kakaknya, saat istirahat, Ariq tiba-tiba menjadi artis di kelasnya. “Tuh kan riq, buat apa kita takut, hajar aja itu depannya t belakangnya t.”, “Iya juga ye rel, mantap deh pokoknya saranmu.”, “Yoi! Ngomong-ngomong, seru nggak jadi artis?”.
Begitulah Ariq, ia di lingkungan rumahnya terkenal sebagai seorang “pawang kecoa”. Awalnya yang sangat ia takuti, malah dapat membuat dia sangat untung.

Maksud pengarang dalam cerita ini adalah lawan saja ketakutan atau ketidak sukaanmu. Misalnya pelajaran Sejarah atau Matematika, hajar saja, kalau dengan semangat dan niat, pasti semua akan menyenangkan. Kalau sudah senang, semua akan menjadi mudah untuk dikerjakan. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa, karena Tuhan sangat  membantu melawan rasa takut kita.

Sekian 
Terima kasih!

Salam hangat, penulis dan Ariq


Selasa, 14 Mei 2013

Story of Ariq : Part 2

Kembali lagi bro! Setelah cukup lama berpikir keras, akhirnya dapet ide baru buat si Ariq, cekidot!!

Ariq dan Kecoa Kesayangannya #2


“Gini aja terus, masa cuman gara-gara kecoa jadi begini sih.” keluhnya. Setelah cukup tersiksa, Ariq masuk ke dalam kelas. “Riq! Sebelah gua riq!” kata Farrel Mahlaman Nisan, teman baik Ariq dari kelas 1 SD. Farrel adalah orang pertama dan satu-satunya yang mau diajak kenalan sama Ariq. Farrel juga biasa menyeletuk-nyeletuk di kelasnya. “Yang pasti, Farrel itu orangnya lucu, agak aneh, tapi seru!” kata Ariq dulu. “Iya iya, bentar.” dengan nada agak kesal. Ariq membanting tas-nya di sebelah kursi Farrel, “Wush, kenapa bro? Sini ngomong sama gua.” Dengan muka manyun, Ariq menjawab “Nggak, nggak ada apa-apa kok, tenang aja.”. “Udah cerita aja riq, malu-malu amat sama temen sendiri.”
Sambil menghembuskan nafas, Ariq menjelaskan “Sebenernya rel, tadi itu gw dihukum gara-gara telas.” “Lah, kok bisa telat, biasanya kan lu jadi teladan di 6B ini.” “Tapi kali ini beda rel.. Agak embarrasing ceritanya.” “Gimana tuh ceritanye?”. Belum sempat dijawab, Pak Ali, guru IPA terseru datang dengan gaya-nya. “Selamat pagi all!” “Pagi pak!”, “Tuh riq, guru kesukaan lu dateng tuh.” “Yeah, cukup menghibur nih rel.”. “Oke anak-anak, karena minggu lalu bapak sudah ngasi materi yang cukup berbekal..” “Materi apaan pak?” Potong Farrel. “Sabar dulu dong Farrel, materinya tentang hewan dan kemampuan spesial mereka, inget kan?” “Ooh, yang itu, yang bisa putus kan ekornya pak?” “Iya, terserah kamu deh.”.
Karena Farrel, Pak Ali jadi muter ke topik yang lain. “Oh iya, yang itu kan pak?”, “Iya Farrel... Oke, balik lagi ke yang tadi. Bapak mau memberikan tugas buat all of you.”. “Nanti, kalian baris sepuluh sepuluh buat ngambil undian yang udah bapak buatin untuk kalian.”. “Oke, bisa langsung mulai, barisan ini boleh maju dan mengambil.”. “Wah.. eh lo... apaan? ... wahahaha kasian amat... walawalwa.” ribut orang-orang. Tak lama kemudian, Farrel dan Ariq maju, namun entah kenapa Ariq merasakan perasaan yang sama saat dia masuk ke sekolah. “Ayo riq, dipilih dipilih.” sahut Pak Ali, “Hmmmm.. Yang ini deh pak.” “Monggo monggo.”.
“Dapet apaan kau?”, “Tau dah, emang kau dapat apa?”, “Kita lihat... YEAH, bunglon bro.”, “Coba kita lihat.... Oh, come on, harus ini apa.” “Kenapa riq? WOW, keren kali.”,“Bukan itu rel, tapi...”.


Bersambung....
(Biar penasaran.....)
 

Senin, 13 Mei 2013

Story of Ariq : Part 1

Halo bro bro! Kali ini, aku ngebuat cerpen yang agak agak inspiratif gitu deh. Langsung aja yuk, cekidot!!



Ariq dan Kecoa Kesayangannya

“KYAAAA!!” Kata Ariq, putra dari Bapak Dipasena Gimanju & Ibu Siti Romainah. Bapak Giman adalah Bapak Lurah dari Kelurahan Sukadini yang berwirausaha sebagai seorang pemahat, sedangkan Ibu Inah merupakan ibu rumah tangga. Ariq sekarang masih berumur 11 tahun, lebih tepatnya,  sekarang ia duduk di bangku kelas 6 SDN SEJAHTERA 3. Ariq itu anak yang biasa jadi teladan si kelasnya, tapi dia agak-agak takut, apalagi kalo dia ngeliat hewan berkaki delapan yang bisa terbang.... .
“Apaan sih riq.. Yaelah.” Dipasena Moto, kakak kandung Ariq yang tidur satu kamar dengannya. Sifat Kak Moto beda 180o sama adeknya, Kak Moto orangnya nggak care banget. Biarpun begitu, tetep aja dia juara 1 terus di kelasnya. Kak Moto lebih tua 6 tahun dari Ariq, bisa dibilang kelas 3 SMAN 55. Beda dengan adeknya, kakak yang satu ini bukan menjadi teladan, melainkan menjadi artis di angkatan bahkan sekolahnya.
“ARIQ! TERIAK TERIAK KAYAK DI HUTAN, ADA APAAN SIH!?” Bapak Ariq juga merupakan orang yang sangat tegas dan disiplin. Walaupun ceramahan beliau sangat sadis, tapi Pak Giman melakukan demi kebaikkan anak-anaknya. “Masih malem ini sayang.. Ada apaan sih?”Ibu Inah sangat penyabar. Beliau sangat ramah kepada tetangga-tetangganya. Biarpun merupakan ibu lurah, tetapi Ibu-nya Ariq ini tetap rendah hati dan suka berderma.
Dengan nada ingin menagis, Ariq menjawab “T.. Tadi ada kecoa bu di lantai”. “Kecoa doang elah, selow aja sih.. Nih nih..Eaaa” Kak Moto menyodorkan kecoa tersebut. Masih dengan nada menangis, Ariq menjawab “Ih ih apaan sih.”. “Kak, udah kak, kasian tuh adekmu.” Bela ibu, “Lagian, takut sama kecoa, jelek amat.”. “UDAH UDAH, SINI KECOANYA. TIDUR LAGI KALIAN, MASIH JAM 1 INI!”.
Akibat kejadian tadi, mereka bangunnya kesiangan semua. Masih merasa gelisah, Ariq-pun melakukan aktivitas biasa-nya sebelum sekolah. “Berangkat ya bu!” kata Ariq & Kak Moto, “Iya dek, hati-hati yo” Balas ibu. Dengan firasat buruk, Ariq turun dari motor, “Makasih pak!” dan terburu-buru masuk ke dalam. “Yah, telat deh.”. Kebetulan juga hari itu sedang dilaksanakan upacara, hukuman pun tak segan menyiksa Ariq. Daaann......

Bersambung...... 
(Masih berfikir keras)


 




Minggu, 31 Maret 2013

Harry Potter and The Sorcerer's Stone

Halo! Kali ini aku mau ngepost sinopsis novel Harry Potter yang pertama versi ku sendiri. 
Selamat Membaca!!!

Sinopsis Novel Harry Potter and the Sorcerer Stone

Harry Potter adalah seorang anak kecil yang sebatang kara karena ditinggal ayah ibunya yang sudah meninggal. Setelah ayah dan ibunya meninggal, Harry Potter diambil oleh Hagrid, Prof. McGonagall, dan Prof. Dumbledore untuk dititipkan di sebuah keluarga, yaitu keluarga Dursley. Harry Potter dibesarkan dikeluarga ini bersama Dudley, anak dari Paman dan Bibi Dursley yang gendut dan sangat manja, namun Harry dijadikan seorang pembantu. Namun, saat Harry tinggal dikeluarga ini, banyak terjadi keanehan. Salah satunya adalah sihir – sihir yang terjadi karena perbuatan Harry. Namun, Harry tetap tidak menyadari kalau dia itu seorang penyihir. Setelah Harry hampir berumur 11 tahun, banyak surat – surat yang dikirimkan untuk Harry dari Hogwarts, sekolah penyihir. Surat – surat tersebut sangat banyak yang dikirimkan, bahkan sampai memenuhi rumah keluarga Dursley. Namun, Harry tidak dapat membaca surat tersebut karena dihalangi oleh Paman Vernon. Saat Harry berumur 11 tahun, datanglah Hagrid ke rumah keluarga Dursley. Hagrid datang untuk memberitahu bahwa Harry adalah seorang penyihir dan membawanya ke sekolah sihir, yaitu Hogwarts.
            Setelah Hagrid berhasil menjemput Harry, mereka mengambil uang dan berbelanja terlebih dahulu di Diagon Alley. Setelah mengambil uang, Hagrid juga megambil sebuah batu rahasia. Setelah mengambil uang dan batu rahasia itu, Harry membeli sebuah tongkat yang cocok untuknya di toko Ollivanders. Dan ternyata ia mendapatkan tongkat milik saudara dari Voldemort, penyihir terjahat. Setelah membeli tongkat, Hagrid menceritakan tentang kemeninggalannya orang tua Harry Potter. Selesailah mereka berbelanja. Setelah itu, mereka pergi ke stasiun untuk naik kereta menuju Hogwarts. Namun, di tiket kereta itu menunjukkan peron 93/4 padahal tidak ada nomor untuk peron tersebut. Ternyata, jika ingin menuju peron itu, orang – orang harus menerobos tembok antara peron 9 dan peron 10. Sesampainya di kereta, Harry mulai berkenalan dengan Ron Weasley dan Hermione Granger.
            Sampailah mereka di Hogwarts. Di sana, mereka langsung disambut oleh Prof. McGanagall. Setelah itu, mulailah penyeleksian untuk masuk asrama. Seleksi tersebut dilakukan oleh topi seleksi. Dan baiknya, Ron, Hermione, dan Harry masuk ke asrama Gryffindor. Di Hogwarts, Harry Potter dan teman – temannya mendapatkan banyak pengalaman yang seru. Salah satunya adalah mereka bertemu dengan peliharaan Hagrid, yaitu anjing berkepala tiga yang digunakan untuk menjada batu rahasia. Mereka diajarkan beragam sihir, diantaranya ada sihir untuk menerbangkan sapu ajaib. Malfoy, anak jahat yang masuk asrama Slytherin, mengambil bola milik temannya dan ingin membuang bola tersebut. Namun, saat bola itu dibuang, bola itu dapat diambil oleh Harry Potter. Dari kejadian itulah Harry Potter diangkat oleh McGonagall menjadi pemain Quidditch Gryffindor di bagian Seeker. Setelah itu, ia diajarkan Quidditch oleh Wood, sang keeper Quidditch Gryffindor. Tepat saat Haloween, Hermione mencari Troll dan mengira ia bisa mengalahkannya, padahal tidak. Dengan bantuan Harry dan Ron, akhirnya Troll dapat dikalahkan. Setelah kejadian itu, Harry diberikan sebuah sapu Nimbus 2000 yang diberi oleh McGonagall untuk digunakan di pertandingan Quidditch antara Gryffindor dengan Slytherin. Slytherin bermain kasar sehingga membuat cedera 2 pemain Gryffindor. Namun, Harry Potter yang berperan sebagai Seeker berhasil menangkap Snitch Emas dan mendapatkan 150 poin, akhirnya pertandingan dimenangkan oleh Gryffindor.
Setelah itu, Harry Potter merayakan natalnya. Ron mendapatkan hadiah berupa sebuah jaket kulit pemberian ibunya. Kalau Harry mendapatkan sebuah jubah, jubah hilang. Jubah tersebut digunakan Harry untuk mencari buku di seksi terlarang, namun gagal. Melainkan, jubah itu ia gunakan untuk memata – matai Prof. Snape yang ingin mencuri batu rahasia. Setelah melewati beberapa ringtangan, sampailah mereka di suatu tempat dengan botol. Hanya 1 orang yang dapat melawan si Prof. Snape tersebut. Harrylah yang meminum botol itu, setelah ia minum, ia tiba –tiba pergi ke suatu tempat. Di sana, ia bukannya melihat sosok Prof. Snape, namun malah meliat sosok Prof. Quirell. Ternyata Prof. Quirell menginginkan batu itu untuk dipersembahkan kepada tuannya, Voldemort. Lalu Harry berusaha lari, namun mereka masih tetap mengejar. Harry mulai terdesak, Quirell yang tangannya sudah melepuh itu mendekati Harry dan ingin memakai kutukan mematikan untuk membunuh Harry, tetapi tanpa pikir panjang, Harry langsung mencengkram wajah Quirell. Quirell pun menjerit, sedangkan Harry semakin keras mencengkram. Quirell berusaha untuk mengibas rasa sakit di kepala Harry. Harry mulai pusing, mulai tidak bisa melihat, Harry hanya mendengar suara Voldemort, “BUNUH DIA! BUNUH DIA!” dan suara – suara lain yang mungkin ada di kepalanya sendiri, berseru – seru, “Harry! Harry!”. Harry pun tahu kalau dia kalah.
Saat Harry siuman, dihadapannya ada Prof. Albus Dumbledore. Si Prof. Dumbledore menyeritakan semua yang terjadi sebelumnya. Harry akhirnya tau, bahwa Prof. Dumbledore yang membantunya waktu itu. Harry juga dijelaskan mengapa si Quirell tidak bisa menyentuhnya. Quirell tidak dapat menyentuh Harry karena Harry dilindungi oleh kekuatan cinta dari ibunya, dan kekuatan cinta tersebut sangatlah kuat. Setelah itu, ia minta kepada Madam Promfey untuk diberi waktu 5 menit mengobrol dengan temannya, Ron dan Hermione. Harry  pun menceritakan Batu Bertuah, Quirell, Cermin Tarsah, dan Voldemort. Setelah tidur nyenyak semalaman, Harry merasa sudah hampir sehat. Harry pun akhirnya pergi menuju pesta akhir tahun ajaran. Di pesta itu diberitahukan poin – poin yang berhasil didapat tiap asrama. Ternyata, Gryffindor poinnya sama dengan Slytherin, yaitu 472. Dumbledore pun memberikan 10 poin kepada Mr Neville Longbottom atas keberaniannya. Pada akhirnya, mereka pun pulang ke masing – masing keluarganya untuk liburan musim panas.

Sabtu, 09 Maret 2013

MAKALAH PUISI


PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
By: Chairil Anwar

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji

Aku sudah cukup lama dengan bicaramu

dipanggang di apimu, digarami di lautmu

Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu

Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat

Di zatmu di zatku kapal – kapal kita berlayar

Di uratmu di uratku kapal – kapal kita bertolak & berlabuh


Kata – kata sulit

Di puisi ”Persetujuan dari Bung Karno” tadi, terdapat beberapa kata – kata sulit, diantaranya:
·         Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Makna: Artinya, Bung Karno memberikan bantuannya agar dapat membuat janji bersama
·         Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
Makna: Tokoh “Aku” sudah cukup lama mendengar bicara Bung Karno yang tidak kunjung membuat janji
·         Dipanggang di apimu digarami dilautmu
Makna: Tokoh “Aku” dibuat marah dan dibuat kesal
·         Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Makna: Saat 17 Agustus 1945, tokokh “Aku” mulai menyatu dan bergabung dengan Bung Karno
·         Aku sekarang api aku sekarang laut
Makna: Tokoh “Aku” sekarang menjadi semangat dan tenang
·         Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Makna: Tokoh “Aku” sudah sehati sependapat dengan Bung Karno
·         Di zatmu di zatku kapal – kapal kita berlayar
Makna: Di dalam roh Tokoh “Aku” dan Bung Karno sudah memiliki tujuan yang sama
·         Di uratmu di uratku kapal – kapal kita bertolak & berlayar
Makna: Tokoh “Aku” dan Bung Karno terus bersama – sama dalam mencapai tujuan mereka





Parafrase Puisi PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno (meng)kasi tangan(nya) mari kita (bersama - sama) bikin (per)janji(an)

Aku sudah cukup lama dengan bicaramu

dipanggang (habis) di api (amarah) mu, (sia – sia tidak berarti) digarami di laut (kata – kata) mu

Dari mulai (hari bersejarah) tgl. 17 Agustus 1945

Aku melangkah (mantap) ke depan berada (me)rapat di sisi(visi-misi)mu

Aku sekarang (menjadi) api aku sekarang (menjadi) laut

Bung Karno ! Kau dan aku (akhirnya) satu zat (tujuan) satu urat (kesemangatan)

Di zat(tujuan)mu di zat(tujuan)ku kapal – kapal (harapan) kita berlayar

Di urat(semangat)mu di urat(semangat)ku kapal – kapal (usaha) kita bertolak & berlabuh


Makna Puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”

                                   Dari puisi ini, dapat diintisarikan bahwa kita harus bersabar dalam berusaha mencapai yang kita impi – impikan. Karena sabar akan membuat kita tenang, dan jika kita tenang, kita bisa melakukan apapun dengan baik. Selain itu, puisi ini juga mengajarkan bahwa kita tak akan bisa bila kita berjuang sendiri – sendiri. Tak hanya itu, kita juga harus semangat dalam menyelesaikan atau mencapai sesuatu. Apapun tantangannya, pasti bisa kita terobos dengan kerjasama dan semangat tinggi dalam menyelesaikannya.













Tanda Membaca Puisi
“Persetujuan dengan Bung Karno”

Ayo^ ! @Bung Karno kasi tangan^ mari kita bikin janji^ --

Aku^^ @sudah cukup lama^ @dengan bicaramu^ --

dipanggang di apimu^, digarami^ di lautmu^^ --

Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945^^^

Aku melangkah ke depan^ @berada rapat di sisimu^^ --

Aku sekarang api^+ @aku sekarang laut^^ -

Bung Karno^ ! @Kau dan aku^ @satu zat^ satu urat^^ --

Di zatmu^^ di zatku^ kapal – kapal kita berlayar^ --
                                                                                                                                       
Di uratmu^^ di uratku^ kapal – kapal kita bertolak^ & berlabuh^^--

^                             = Suara meninggi
^^                           = Suara merendah
^^^                        = Dari merendah ke agak meninggi
@                            = Jeda sebentar
--                             = Seluruh tekanan kata dalam baris tersebut pendek
-                              = Tekanan kata tersebut pendek
+                     = Tekanan kata tersebut panjang

Minggu, 06 Januari 2013

Religious Trip on Bali: Day 2

Lanjuttt dari yang kemaren, setelah kita santai - santai di mobil (walaupun kurang lengkap gara" nggak ada silverqueen) kita bangun pagi" buat sarapan di daerah Pura Lempuyang itu. Abis kita sarapan (ngomong - ngomong sarapannya nasi uduk lho) kita berangkat deh sembahyang di Pura Lempuyang. Yeah!! Akhirnya bisa ngerasain ke Lempuyang. Kata orang - orang, di sini itu ada bambu ajaib, jadi kalo bambunya itu dipotong, nanti bisa keluar air sendiri, kece banget bro!! 

Pura Lempuyang itu ada di Gunung Lempuyang, jadi kalo kita mau sembahyang di sana, kita sekaligus ngedaki gunung. Asal tahu aja nih, di Gunung Lempuyang itu ada beberapa pura dan di puncaknya ada Pura Lempuyang Luhur. Abis beberapa saat kita naik ke atas, kita sembahyang dulu di Pura Telaga Warna. Di pura tadi, kita minta kekuatan sama Tuhan buat ngedaki gunungnya karena jalannya udah dikasi tangga, aman sih, tapi capeknya jadi berlebih, lol. 

Abis beberapa tangga kita lewati, kita sampe di Pura Telaga Sawang. Di sana ada kejadian aneh, kaki temen bapakku berdarah - darah gitu, terus tangan kakakku juga berdarah - darah gitu, katanya sih gara - gara kena pacet. Ngomong - ngomong pacet, semenjak pas pelantikan Paskibra sama KIR, aku jadi penasaran kayak gimana sih pacet -__-. Lanjuutt, sekarang kita ke Pura Lempuyang Madya yang jaraknya nggak terlalu jauh. 

Abis sembahyang di Pura Lempuyang Madya itu, aku lihat ada orang jualan roti, tak beli deh rotinya. Eh pas lagi jalan, ada monyet..... GAWAAATTT!! MONYETNYA UDAH NGELOCK AKU JADI TARGET INCERANNYA!! <---- panik. Namun, semua berubah, semenjak sepupuku mancing dia ke tempat lain pake rotinya, yeah!!. Lanjuuttt kita naik lagi gunungnya, tapi sekarang kita potong jalan, melewati jalan yang lebih susah - susah gimana gitu, mending deh daripada naik tangga. Abis agak lama naik,  kita sampe di Pura Pasar Agung. Pura ini belum jadi sepenuhnya, jadi di sini ada orang - orang pekerja yang lagi ngebangun pura-nya. Di sini, kita juga foto - foto, soalnya di sini backgroundnya ada Gunung Agung yang keliatan jelas banget. Abis dari sini, kita lanjut ke pura terakhir, yaitu Pura Lempuyang Luhur!!!. 

Pas lagi di perjalanan yang cukup jauh serta menguras tenaga, ada banyak monyet yang menunggu sumbangan dari kita, tapi ada juga monyet yang mengambil sumbangan itu secara paksa. Abis keringetan ngeguyur badan, akhirnya kita sampe di Pura Lempuyang Luhur. Kita istirahat dulu di sana sambil beli jajan sekalian nungguin rombongan orang lain yang lagi sembahyang. Abis itu, sembahyang deh kita di sana. Di Pura Lempuyang Luhur, Pandita (orang suci)nya ngambil bambu yang katanya ajaib itu. Eh bener, pas di potong, keluar air secara misterius. Katanya itu mukzizat dari Tuhan. Iya juga sih, masa bambu yang isinya kosong, bisa keluar air tiba - tiba. Terus air yang keluar dari bambunya itu dijadiin Tirta (Air suci yang diberikan untuk keberkahan) deh. 

Selesai deh di Pura Lempuyang. Sekarang waktunya untuk TURUN.... Dan untuk turun itu harus pake TANGGA.... okay, hokinya aku nggak pingsan. Lanjuuuttt kita ke pura yang terakhir dalam trip ini, yaitu Pura Petit Tenget. Pura yang satu ini ada di deket Pantai Kuta, jadinya jauh perjalanan dari Pura Lempuyang tadi. Ngomong - ngomong Pantai Kuta, pengen sih berenang di sana waktu ke Pura Petit Tenget, tapi udah malem -__-. Oke, kembali ke topik, abis kita sembahyang di sana, kita balik ke kampungku di Tabanan. Di sana kita sembahyang dulu bentar, abis itu lanjut ke kampung yang ada di Denpasar. Beberapa lama kemudian di rumah yang ada di Denpasar, kita langsung dengkur bersamaan. Besok paginya persiapan balik deh ke Jakarta. Pengennya sih masih di Bali, tapi lagi ada ujian di sekolah-_-.

Sekian ceritaku liburan ku di Bali 
Thank you!!


Jumat, 04 Januari 2013

Religious Trip on Bali: Day 1

Hai, sahabat blog!! Aku mau nyeritain nih tentang perjalananku ke Bali dari tanggal 7 - 10 Desember 2012. Waktu itu, aku kira tanggal Ujian Akhir Semester (UAS)nya itu dari 3 - 7 Desember, tapi kenyataannnya lain. Ternyata mulai UAS itu MINGGU DEPANNYA!!! AAAAAHHHH, terpaksa deh aku bolos sehari. Okelah, aku terima aja, soalnya perjalanan ke Bali ini bukan buat santai - santai belaka, tapi buat sembahyang bersama yang emang  penting banget. Aku sekeluargapun pergi ke Bali pas Jum'at malem. Perjalanan ke sana mungkin terkesan ekstrim, soalnya nggak ada waktu buat tidur 'di kasur'.

Kita sampai di sana itu sekitar jam 23.30, dan langsung dimulailah perjalanan beruntun kita. Sampai di sana kita langsung di anter ke rumah yang ada di Tabanan buat sembahyang dulu di sana. Abis itu kita langsung di anter ke Pura Tampak Siring. Di sana ada kayak kolam yang disucikan gitu, jadi abis kita sembahyang di sana, kita disuruh mandi di kolam Pura Tampak Siring itu. Abis selesai sembahyang di sana, kita sarapan dulu di tempat parkir Pura Tampak Siring. Abis sarapan, kita lanjut ke Pura Kawitan (Leluhur) Aan. Di sana, genitri (kalau di Islam namanya tasbih) kita sekeluarga di doa - doakan sama Pandita (Orang suci) yang ada di Pura Kawitan (Leluhur) Aan. Waktu sembahyang di Pura Kawitan Aan, ada sepupuku yang dateng mau ikut trip sembahyang beruntun ini.

Abis dari Pura Kawitan Aan tadi, kita lanjut ke Pura Silayukti. Pura ini deket dengan Pantai Padang Bai. Makanya setiap kita ke Pura ini, rasanya terkesan pengen berenang di pantainya, lol. Di sana, kita sekeluarga makan siang dulu sebelum sembahyang. Walaupun di sana terkesan indah juga sejuk karena ada pantainya, kenyataannnya berbeda. Di dalam puranya itu kayak dijemur kayak baju yang basah -___-. PUAANAASSS BUAANGGETTT <--- Lebay, tapi emang kenyataannya begitu sih, lol. Abis merasakan apa yang dirasakan baju - baju kita yang dijemur, kita lanjut lagi ke Pura Pengubengan. Tadi di awal kan nggak ada waktu buat 'tidur di ranjang' jadi kita semua terpaksa tidur di mobil, wkwkwkwk.

Di Pengubengan, ada seorang Pemangku (Orang yang mimpin persembahyangan) memberikan sebuah Dharma Wacana (kayak ceramah ke-Hindu-an gitu) tentang cerita Arjuna gitu. Jadi ceritanya, waktu itu Arjuna lagi belajar memanah dengan gurunya yang bernama Begawan Drona. Di suatu waktu, ada seseorang yang bernama Ekawaluya, ia juga ingin berguru dengan Sang Begawan Drona. Namun, Sang Begawan Drona menolaknya, karena beliau tahu bahwa Ekawaluya adalah seseorang yang sangat pintar dalam manah - memanah dan jika ia berguru dengan Sang Begawan Drona, Ekawaluya akan menjadi lebih kuat dari gurunya dan muncullah sisi jahat daripada Ekawaluya.

Setelah kejadian itu, Ekawaluya tidak menyerah, ia membuat patung yang persis seperti Sang Begawan Drona. Setiap hari ia terus berlatih memanah dan terus sujud kepada patung tersebut. Setelah beberapa lama, Ekawaluya mendapat restu dari Tuhan serta roh Sang Begawan Drona yang berada di patung itu yang juga menyuruh Ekawaluya untuk bertemu dengan sang guru. Setelah kejadian itu, Ekawaluya pergi menemui Sang Begawan Drona itu dan memohon untuk menjadikan ia murid. Sang Begawan Drona-pun setuju menjadikan Ekawaluya sebagai muridnya, akan tetapi Sang Begawan Drona memberikan sebuah syarat, yaitu Ekawaluya harus memotong ibu jari tangan kanannya sendiri. Ekawaluya-pun setuju dengan persyaratan itu dan menjadi murid daripada Sang Begawan Drona.

Amanatnya, jika kau bekerja keras secara sungguh - sungguh, maka kau dapat mencapai semua yang kau inginkan. Ceritanya keren banget, baru tahu aku di Hindu ada cerita singkat, tapi keren begitu. Abis kita Dharma Wacana tadi, kita pun lanjut dengan bersembahyang di Pura Pengubengan. Abis dari pengubengan, kita istirahat dulu makan bakso (HORAY!!) sama mandi.

Abis mandi, kita lanjut ke Pura Gelap (Puncaknya dari Pura Besakih). Awalnya aku ngira Pura Gelap itu namanya doang gelap, isinya pasti terang, ternyata sebaliknya. Di sana GEELAAPP BUANGEET sampe - sampe waktu itu aku lagi naik tangga, eh kepeleset, untung nggak jatoh, lol. Abis sembahyang di Pura Gelap, kita lanjut ke Pura Pedarman (Salah satu pura di Pura Besakih). Abis dari Pedarman, kita lanjut deh ke tempat terakhir pada hari ini, yaitu di Pura Padma Tiga. Abis kita sembahyang di sana, kita lanjut ke Pura Lempuyang. Pura yang satu ini amat unik serta jauh dari Pura Besakih tadi, jadi kita sempet tidur di mobil lama, wkwkwk.

Bersambung di post selanjutnya!!!